Kita terlalu tua di jalan ini
untuk merasa takut berjuang. Sebab hidup sejatinya adalah perjuangan. Maka
tidak berjuang sama artinya tidak ingin hidup. Kita juga terlalu lemah sebagai
pendakwah untuk takut kalah dalam pertandingan memenangkan kebenaran di dunia
yang sudah terdominasi kebatilan ini. Sebab kalah dan menang adalah sunnatullah
pertandingan. Yang harus dilakukan seorang pejuang adalah terus berjuang. Sebab
menang yang sesungguhnya adalah tidak pernah kalah atas kemalasan diri, tidak
pernah kalah pada keadaan, tidak pernah kalah oleh rasa takut dan tidak pernah
mengalah pada kata kalah itu sendiri. Sehingga kita akan semaksimal mungkin
melakukan yang terbaik untuk mencapai kemenangan tersebut.
Dalam ceramahnya, ustadz Supriadi,
S.Ag menjelaskan tentang bagaimana sikap seorang pejuang. Dan menstimulasi ruh
para kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada pertemuan yang diadakan di
rumah kediaman Ustadzah Syamsidar, S.HI, S.Pd.I (caleg DPRD Langkat nomor urut 6
dapil II ) bulan lalu saat LT3B.
“ Kita perlu belajar ketekunan
dan keuletan dari seekor rayap. Bagaimana ketika rayap-rayap membangun sebuah
sarang yang begitu besar sedang tubuh mereka sangat kecil. Bagaimana dengan
perlahan dan sembunyi-sembunyi, rayap mampu menggerogoti kayu dan tiang-tiang.
Maka kita tidak boleh kalah oleh rayap. Kita tidak perlu takut dengan poster
dan baliho caleg-caleg dari partai lain yang begitu besar terpampang di jalan
dan di mana-mana. Karena baliho yang besar itu tidak bermakna apa-apa dibanding
semangat dan kerja besar kita para pejuang dakwah.” Kata beliau mengambil
analogi rayap. Dan disambut pekikan takbir oleh kader-kader PKS.
“Maka tugas kita hari ini adalah,
menjadi rayap-rayap kecil yang punya semangat besar untuk bekerja memenangkan
dakwah. Mengetuk dari pintu ke pintu untuk mensosialisasikan kebaikan dan kerja
nyata. Semoga Allah memenangkan kita nantinya di pemilu April mendatang.”
Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar